Sabtu, 22 Agustus 2015

Wakatobi Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ditetapkan ialah Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata menurut Kementerian Pariwisata.

Bupati Wakatobi Hugua melewati telepon dari Kendari-Wangiwangi, Jumat (7/8/2015), menyatakan Kementerian Pariwisata menetapkan Wakatobi adalah KEK Pariwisata sebab tempat kabupaten ini memperoleh potensi pariwisata yang luar akrab terutama pariwisata bahari juga budaya.

"Wakatobi mempunyai keindahan alam bawah laut yang cukup fantastis sebab dihuni tetangga 750 macam terumbu karang," katanya.

Selain tersebut ujar dia, alam bawah laut Wakatobi dengan dihuni sebanyak 942 macam ikan dan beragam bita laut lainnya. "Keragaman terumbu karang, beberapa bentuk ikan serta biota laut itu, jadi daya tarik yang luar biasa buat seluruh pelancong, terutama para pelancong pencita selam," jawabnya.

Sementara di bidang kebudayaan, Wakatobi memperoleh beragam adat istiadat kearifan budaya lokal yang unik dan menyenangkan.

"Salah satu kearifan lokal masyarakat yang selalu terus dilestarikan dalam Wakatobi yaitu metode seluruh kalangan berinteraksi juga alam sekitarnya. Rakyat bukan bakal mengambil suatu dari alam tetangga, sebelum mencurahkan sebuah bagi alam," tuturnya.

Menurut dia, seusai Wakatobi ditetapkan menjadi KEK Pariwisata, maka segala pembangunan insfrastruktur pendukung sektor pariwisata, tak lagi sekedar menjandi tanggung jawab pemerintah kabupaten Wakatobi tetapi dengan telah jadi tanggung kata pemerintah pusat.

"Kami amat bersyukur serta penetapan Wakatobi yaitu KEK Pariwisata ini, sebab sesuatu itu bakal membawa dampak perbaikan level kesejahteraan publik yang luar biasa," ungkapnya.

Karena juga penetapan Wakatobi merupakan KEK Pariwisata ucap ia, dipastikan akan mendorong jumlah kunjungan wisatawan dalam Wakatobi mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

"Kalau jumlah pelancong yang berkunjung pada Wakatobi makin sangat banyak, maka tingkat kesejahteraan rakyat dengan bakal membaik sebab segala pelancong bakal membelanjakan uangnya bagi seluruh kalangan," ungkapnya.

Selasa, 18 Agustus 2015

Berharap Turun menuju Goa Jomblang? Ini Dia Syaratnya...

Gua Jomblang di Kawasan Karst Gunungkidul, Di Yogyakarta merupakan salah satu obyek liburan yang menarik demi dikunjungi. Wisatawan dapat turun serta mengakses goa, memperhatikan vegetasi hutan purba, ornamen goa, hingga memperhatikan cahaya matahari yang masuk melewati Goa Grubug dari pada terowongan goa.

Pengunjung yang melaksanakan aktivitas bertamasya pada Goa Jomblang termasuk ke pada acara yang berisiko tinggi. Aktivitas telusur goa ini memerlukan fisik yang fit. Wisata Lombok Selain ini, pengetahuan keamanan serta merupakan sesuatu yang penting demi diketahui.

"Bagi yang harap turun menuju Goa Jomblang, diharuskan kuat tindakan kaki dua kali mengelilingi sepak bola tanpa berhenti," tutur pemilik Jomblang wisata di lombok  Resort yang juga Ketua Himpunan Aktifitas Speleologi Indonesia, Cahyo Alkantana saat dihubungi KompasTravel dalam Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Dia mencurahkan syarat juga standar fisik ini sebab wisatawan selepas turun ke Goa Jomblang bakal berjalan pada dalam goa dan mendaki hutan purba yang ada dalam pada. wisata ke lombok  Cahyo beralasan jikalau wisatawan sudah kuat berjalan kaki berkeliling lapangan bola, perjalanan pada dalam goa bakal tidak tidak ribet merasa lelah.

"Kalau turunnya wisatawan menikmati wisata lombok murah  jalur khusus pengunjung. Nanti anda hauling (angkut dan ditarik dengan berlaga memanfaatkan sistem tali). Pemandu bakal menambahkan (sistem hauling)," ujarnya.

Penelusur goa sekaligus penyelam tersebut mengatakan para pelancong yang bakal turun ke Goa Jomblang akan ditemani dengan pemandu berwisata. Sedangkan, paket wisata lombok  proses hauling untuk turun, pengunjung bakal menuruni juga bantuan tali selama 30 detik. Menelusuri jalur khusus pelancong, lanjut Cahyo, bakal turun sedalam 70 meter dari titik mulut goa.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Rute Patak Banteng Menjadi berada pada puncak Gunung Prau

Jalur pendakian Patak Banteng jadi favorit semua pendaki demi menuju Puncak Gunung Prau, Jawa Tengah. Kemudahan akses, fasilitas, dengan rute yang tidak terlalu berat jadi alasan untuk mendaki melewati rute itu dibanding jalur lain.

"Pendaki sangat sangat banyak mengakses rute Patak Banteng dibandingkan jalur Kenjuran, Dieng. Rute tersebut paling dekat dengan puncak," ucap Bendahara Yayasan Konservasi Gunung Paulus Nugrahajati saat dihubungi KompasTravel di Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (11/8/2015).

Paulus membicarakan untuk menempuh jalur Patak Banteng, pendaki cukup menempuh jarak satu kota empat kilometer atau jikalau ditarik garis lurus hanya berjarak 600 meter. Pendaki dalam Gunung Prau, jelas dia, mampu langsung tiba pada area Puncak Gunung Prau dibandingkan jalur lain.

"Itu empat jam sudah cara tenang juga beristirahat. Apabila dalam jalur lain, ada pada Dieng dengan Kenjuran," ucapnya

Demi akses transportasi ke titik pendakian Patak Banteng, Paulus menuturkan pendaki bisa menelusuri dari kota seperti Wonosobo. Alasan tersebut dengan diwartakan tapi salah satu pendaki yang telah mengunjungi Gunung Prau dari Jakarta.

"Waktu menuju Prau, pilih jalur itu (Patak Banteng) dikarenakan jarak tempuhnya makin pendek ya walaupun tanjakannya curam," ungkap Gigih Indra pada pesan pada Facebook kepada KompasTravel di Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Saat ia mendaki, perjalanan dari titik semula Patak Banteng sesudah area puncak Prau ditempuh pada keadaan 3 jam. Gigih mengaku memilih jalur itu dikarenakan terdapat parkir yang berhasil menampung kendaraan.

Gunung Prau terletak dalam kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Gunung tersebut mempunyai ketinggian 2.565 meter di melawan belahan laut (mdpl). Gunung Prau bisa didaki menempuh tiga jalur adalah Kenjurang, Patak Banteng, serta Dieng.

Selasa, 11 Agustus 2015

Bukan Cuma dalam Pulau Jawa, Favehotel Bakal Hadir pada Banjarmasin Sesudah Jayapura

Di rangka memperluas ekspansi hotel untuk mengantongi pasaran MICE (meeting, incentive, convention, event), jaringan hotel Archipelago Mancanegara berencana meresmikan Favehotel di berbagai kota dalam Indonesia. Rencananya, hotel-hotel tersebut akan diresmikan dalam sisa tahun 2015 tersebut.

"Untuk Favehotel, rencana kita akan buka dalam Surabaya, Bekasi, Banjarmasin, Bali, Cengkareng, Yogyakarta, Cilegon, juga Jayapura," ucap Regional Marketing & Communication Manager, Nita Janita Ekaniana kepada KompasTravel usai jumpa pers "Pembukaan Favehotel Zainul Arifin" dalam Jakarta, Jumat (8/8/2015).

Nita mengucap ekspansi brand ini adalah bagian dalam pencapaian target Archipelago International untuk menampilkan total 40 hotel dalam season 2015 di seantero Indonesia. Hingga kuartal ketiga season 2015, lanjut Nita, Archipelago International sudah menyediakan hotel baru sebanyak 25 persen dari total target atau setara dengan sepuluh hotel.

"Kita tak hanya buka pada kota-kota besar saja. Berada serta yang dalam kota kecil. Rencana buka bulan antara Oktober sesudah Desember," ungkap Nita.

Regional Director of Sales Archipelago International, Mairysa Sipayung menambahkan tujuan pasaran yang dijangkau adalah perusahaan dan pemerintahan. Berlibur MICE merupakan target nomor satu dibandingkan dengan Free Individual Traveler (Prima).

"Kalau sekedar mengandalkan free individual traveler sekedar satu dua yang berasal. Kamu amat mengandalkan untuk MICE goverment (pemerintahan) juga banking (perbankan)," ucapnya.

Dalam tanggal delapan Agustus tersebut, Archipelago International sudah meresmikan Favehotel terupdate pada Jakarta dan nama "Favehotel Zainul Arifin". Favehotel itu berlokasi dekat juga Stasiun Gambir, Gajah Mada Mall, dan LTC Glodok.

Bernostalgia dalam Kota Lama Ponorogo

Dalam rekor berdirinya Ponorogo, di Jawa Timur pernah menghadapi perpindahan pusat pemerintahan. Sebelum pada lokasi kini itu pusat pemerintahan berada pada sekitaran Pasaran Pon, orang lebih gemar mengucap Kota Lama.

"Prapatan Pangsa Pon" itu jadi pusat aktifitas masyarakat, pangsa itu berdiri mulai zaman Ponorogo berdiri sehingga sekarang, tapi besar juga luasnya dipecundangi serta Pasaran Songgolangit yang menjadi pangsa induk Ponorogo sekarang itu.

Prapatan (perempatan) tersebut jadi batas tiga kecamatan yakni Babadan, Siman dan Jenangan, juga jadi batas empat kelurahan yakni Kadipaten, Singosaren, Mangunsuman, serta Patihan Wetan.

Beberapa bangunan dan peninggalan bersejarah tetap berhasil kita nikmati juga anda pelajari dengan dirawat sehingga sekarang. Berikut liputannya.

Makam Setono, komplek makam para bangsawan sekaligus semua penyebar agama Islam berada di timur perempatan belok menuju kiri tepatnya di tindakan Raden Katong, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenagan.

Ini menjadi salah satu target tamasya religi, dikarenakan di makam itu disemayamkan diantara lain Sunan Katong (Raden Katong). Beliau putra Prabu Brawijaya yang merupakan utusan Raden Patah dari Demak untuk menyebarkan agama Islam sekaligus meredakan pemberontakan di Suru Kubeng (menurut daerah Jetis Ponorogo) yang dipimpin menurut Ki Ageng Kutu.

Disemayamkan juga Ki Ageng Mirah (dari Demak), Patih Seloaji, dengan para istri Sunan Katong berikut keturunan juga pengikutnya.

Makam ini buka dalam Kamis malam Jumat, serta andai ada peziarah di luar kondisi ini bisa menghubungi juru kunci yang ada bukan jauh dari komplek makam.

Dalam alternatif menuju makam ada tiga gapura (regol) semacam gambar dalam kontra, dan ada tiga pintu menuju bangunan utama. Juga dalam komplek makam tersebut ada masjid dengan madrasah yang menjadi acara keagamaan sampai sekarang.

Masjid Kauman Kota Lama, ada dalam utara perempatan Pasar Pon belok kiri, bangunan masjid selalu berdiri kokoh juga digunakan hingga kini. Angka musim pembuatan 1560 dengan dipugar season 1965 sesuai di prasasti yang terdapat pada post masjid.

Festival Nusantara dalam Batur Angkat Tema "Peradaban Matahari"

Perheletan akbar Festival Nusantara yang dilakukan pada Batur, Kintamani, Bali, di 8-17 Agustus 2015 mengusung tema "Peradaban Matahari".

"Peradaban matahari berarti memaklumi Seorang Surya sebagai sumber energi nomor satu di alam semesta," ungkap Ketua Festival Nusantara 2015 Ngurah Paramartha di Kuta, Minggu (9/8/2015).

Ia menjelaskan, pada adat istiadat Nusantara, matahari merupakan maha cahaya tertinggi dengan dipelajari yaitu daya energi maskulinitas, sedangkan cahaya bulan (candra) ialah representasi daya energi feminitas.

Dia menambahkan Bali mempertahankan kearifan visi kesemestaan yang menyeluruh,utuh juga holistik sesuai peradaban Matahari itu memasuki sistem penanggalan Pawukon Nusantara.

Diberitahukan, sistem Pawukon inilah manusia Bali mengatur serta penentuan gerak langkah irama hidupnya dari pembuka memulai hal dan begitu juga krusial gerak target berhenti kehidupannya.

"Jika mengungkap Bali, pemujaan kepada Seorang Surya yaitu Siwa-Raditya, Gayatri mantram dikumandangkan untuk Si Matahari menganugerahkan kecemerlangan pikiran (dhi) yang gilang gemilang (jyotir)," ujar ia.

Buat dia, tradisi Bali menuntun untuk manusia tak salah saat,lLebih monumental lagi itu ditandai membuka momentum purnama-tilem, hari saat bulan terang penuh juga hari ketika bulan gelap penuh.

"Siwa Raditya dan Rudra yang berwarna kekuning-kuningan kemerah-merahan diapresiasi merupakan Rodasi di wujud Ardhanareswari, dualitas harmonis berkesetaraan yang bukan terpisahkan," tuturnya.

Lebih tambah, Paramartha mengakui, apresiasi manusia Bali pada Si Matahari yaitu sumber energi kehidupan, menciptakan Peradaban Matahari pada Bali jadi sedemikian kental dalam keseharian, menjadi visi hidup spiritual manusia Bali dengan konteks pemujaan, posisi Matahari dipilih menelusuri pemilihan subha dewasa, hari baik, dengan dauh (momentum saat) yang jago.

"Betapa pentingnya peran matahari akhirnya kami memakai tema nomor satu dalam aksi akbar bertema nusantara terhebat dalam Pulau Dewata itu," kata ia.

Disinggung mengenai aksi Festival Nusantara, Paramartha mengemukakan, festival ini adalah upaya demi mengembangkan daya apresiasi seluruh kalangan bersua kekayaan narasi lokal yang berdimensi universal

Selain ini, pihaknya merancang festival mengakses berkelanjutan setiap musim juga fase awal mencakup kurun waktu 7 tahun dan tahun ini sebagai saat musim awal.

Diberitahukan perheletan akbar ternama pada Kabupaten Bangli dimaksud serta dipakai sebagai sesuatu wahana forum pertempuran para penulis, pekerja kreatif juga aktivis budaya dan sejarah.

Selain itu, juga melibatkan klub-klub dari dari beraneka unsur pemerintah, tokoh seluruh kalangan, perwakilan desa tradisi dan kepala desa, LSM, perupa, budayawan, akademisi, pelajar SD dan SMP dari daerah selingkungan kegiatan, termasuk guru serta kepala sekolahnya.

"Ditambah peliputan lebar menurut alat cetak juga elektronik, televisi, radio, koran, dan majalah, bersamaan dan momentum kemerdekaan Tempat Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-70, tanggal 17 Agustus mendatang," tuturnya.

Melancong ke Wakatobi, Belum Lumba-lumba hingga Kabar Idolatiga puluh dua

MENDENGAR nama Wakatobi, pastilah sebagian orang akan bertanya: "Di mana itu Wakatobi?" Dapat menjadi nama Wakatobi pada pada negeri kurang gaungnya. Namun, jangan salah, Wakatobi justru sangat diperhatikan dalam internasional, terutama tetapi seluruh peneliti asing. Merekapun setiap tahun rajin asal menuju Wakatobi untuk menjalankan penelitian pada sektor kelautan.

Apa keunggulan Wakatobi? Adalah satu diantaranya kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Wakatobi dengan ibu kota Wangi-wangi dilihat yaitu surga bahari.

Pengunjung domestik kini mulai menciptakan Wakatobi yang dibawa dari nama depan empat pulau besar pada negara tersebut yakni Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko yaitu daerah target bertamasya. Merekapun dari menuju Wakatobi demi memakai keindahan bawah laut dengan terumbu karang yang sungguh memesona.

Kini, Bandara Matahora pun tengah bersiap memperoleh terminal terupdate demi menjamu menjamu pengunjung menghabiskan waktu berlibur ke destinasi eksotis yang terletak di selatan garis khatulistiwa ini.

Bupati Wakatobi Ir Hugua tak sempat lelah terus mempromosikan keindahan perairan Wakatobi menuju bermacam tempat, apalagi dalam pada negeri sendiri. Dengan luas satu,39 juta hektar, 97 persen wilayah Kabupaten Wakatobi berupa laut. Sementara daratannya hanya tiga persen. Bukan salah kalau Hugua menyebutkan dirinya yaitu bupati yang memimpin laut, bupatinya ikan-ikan serta terumbu karang.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Warga suku Bajo dalam Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Jumat (8/8/2015).
Bahkan Hugua mengakui, Wakatobi mempunyai 25 gugusan terumbu karang juga keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer.