Selasa, 11 Agustus 2015

Bernostalgia dalam Kota Lama Ponorogo

Dalam rekor berdirinya Ponorogo, di Jawa Timur pernah menghadapi perpindahan pusat pemerintahan. Sebelum pada lokasi kini itu pusat pemerintahan berada pada sekitaran Pasaran Pon, orang lebih gemar mengucap Kota Lama.

"Prapatan Pangsa Pon" itu jadi pusat aktifitas masyarakat, pangsa itu berdiri mulai zaman Ponorogo berdiri sehingga sekarang, tapi besar juga luasnya dipecundangi serta Pasaran Songgolangit yang menjadi pangsa induk Ponorogo sekarang itu.

Prapatan (perempatan) tersebut jadi batas tiga kecamatan yakni Babadan, Siman dan Jenangan, juga jadi batas empat kelurahan yakni Kadipaten, Singosaren, Mangunsuman, serta Patihan Wetan.

Beberapa bangunan dan peninggalan bersejarah tetap berhasil kita nikmati juga anda pelajari dengan dirawat sehingga sekarang. Berikut liputannya.

Makam Setono, komplek makam para bangsawan sekaligus semua penyebar agama Islam berada di timur perempatan belok menuju kiri tepatnya di tindakan Raden Katong, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenagan.

Ini menjadi salah satu target tamasya religi, dikarenakan di makam itu disemayamkan diantara lain Sunan Katong (Raden Katong). Beliau putra Prabu Brawijaya yang merupakan utusan Raden Patah dari Demak untuk menyebarkan agama Islam sekaligus meredakan pemberontakan di Suru Kubeng (menurut daerah Jetis Ponorogo) yang dipimpin menurut Ki Ageng Kutu.

Disemayamkan juga Ki Ageng Mirah (dari Demak), Patih Seloaji, dengan para istri Sunan Katong berikut keturunan juga pengikutnya.

Makam ini buka dalam Kamis malam Jumat, serta andai ada peziarah di luar kondisi ini bisa menghubungi juru kunci yang ada bukan jauh dari komplek makam.

Dalam alternatif menuju makam ada tiga gapura (regol) semacam gambar dalam kontra, dan ada tiga pintu menuju bangunan utama. Juga dalam komplek makam tersebut ada masjid dengan madrasah yang menjadi acara keagamaan sampai sekarang.

Masjid Kauman Kota Lama, ada dalam utara perempatan Pasar Pon belok kiri, bangunan masjid selalu berdiri kokoh juga digunakan hingga kini. Angka musim pembuatan 1560 dengan dipugar season 1965 sesuai di prasasti yang terdapat pada post masjid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar